Benarkah Isa Al Masih alaihissalam meninggal di kayu salib?
Tepat giliran Isa Al Masih, para serdadu Romawi ternyata tidak mematahkan kakinya, sebab mereka menyangka Isa Al Masih telah mati.
Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,.. (Yohanes 19:32-33)
Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. (Markus 15:44)
Benarkah Isa Al Masih telah mati di kayu salib?. Itulah pertanyaan kritis, yang saat itu sempat membuat Pilatus Gubenur Romawi terheran-heran – lihat Markus 15:44 diatas. Berdasarkan catatan sejarah dan tinjauan sains, umumnya orang yang disalib baru mengalami kematiannya, minimal 2 hari dari saat orang yang bersangkutan disalib.
Kematian pada kayu salib baru bisa terjadi oleh dua hal yaitu :
1. Luka yang terinfeksi. Dipakunya tangan dan kaki pada kayu salib membuka peluang masuknya kuman ke dalam tubuh. Tanpa adanya perlindungan dari antibiotika, kuman tersebut akan berkembang dan menyebar keseluruh tubuh. Proses kematian kerena infeksi seperti ini, secara medis biasanya berlangsung sekitar 2 -3 hari
2. Mati karena kelaparan dan dahaga. Kematian pada kayu salib juga bisa terjadi karena kelaparan dan dahaga. Dengan tidak masuknya bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk kehidupan normal, maka hal tersebut akan menyebabkan terganggunya metabolisme tubuh. Karena tidak adanya pasokan makanan, tubuh akan memobilisasi bahan simpanan makanan yang ada dalam tubuh. Bila simpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen yang ada habis, maka protein yang ada dalam otot digunakan sebagai enerji siap pakai. Protein yang ada dalam otot akan berkurang sedemikian rupa, sehingga funsi sel pun akan terganggu dan akan diakhiri dengan kematian. Proses ini biasanya berlangsung 6 – 7 hari.
Dengan tinjauan medis seperti diatas, terbukti bahwa waktu 1 hari (saat itu hari Jum’at) belum cukup untuk membuat Isa Al Masih meninggal di kayu salib.
Disisi lain karena mengira Yesus sudah mati itulah seorang prajurit menikam lambungnya dengan tombak dan segera mengalir darah dan air.
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. (Yohanes 19:33-34)
Pertanyaan kritis selanjutnya adalah, apakah mungkin orang yang telah mati mengalirkan darah jika terkena tikaman??, bukankah secara medis semua fungsi organ tubuh manusia sudah tidak berfungsi lagi ketika manusia tersebut dinyatakan telah mati???
Keluarnya darah dari organ tubuh yang ditikam secara medis menandakan masih aktifnya aliran darah dalam sistem peredaran orang tersebut dan itu berarti jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh masih berfungsi dengan baik. Masih berfungsinya jantung tersebut, menandakan bahwa seseorang masih hidup!!!
Telaah cermat dan onbyektif terhadap ayat-ayat Injil di atas membuktikan bahwa saat itu Isa Al Masih belum meninggal. Ia hanya pingsan. Dan, kondisi pingsan itulah yang dilihat oleh para serdadu/tentara Romawi sebagai kondisi (ingat, pada kejadian tersebut para serdadu Romawi hanya melihat, bukan memeriksa bahwa Isa Al Masih telah mati).
Penjelasan Al Quran tentang Penyaliban Isa Al Masih
Lolosnya Isa Al Masih dari pematahan kaki yang berarti tidak dilakukan pemastian kematian oleh serdadu Romawi, karena serdadu Romawi tersebut telah yakin bahwa Isa Al Masih telah meninggal adalah merupakan suatu pertolongan Allah SWT kepada hambaNya yang senantiasa menegakkan agamaNya. [u]Pingsannya Isa Al Masih telah dilihat oleh serdadu Romawi sebagai kematian Isa Al Masih.
Kronologis peristiwa yang diungkapkan oleh Injil justru menunjukkan bahwa saat itu Isa Al Masih belum meninggal. Namun kebenaran ini justru ditolak oleh umat Kristiani demi melanggengkan konsep Ketuhanan Yesus yang dirumuskan dalam Konsili Nicea 325 Masehi. Sebab konsep ketuhana itu mengharuskan adanya proses [b]evolusi Ketuhanan Yesus sebagai berikut :penyalian, mati, bangkit (hidup kembali), duduk di surga di sebelah kanan Allah (Markus 16:19), dan menjadi Tuhan.
Al Quran secara tegas dan gamblang menjelaskan bahwa Isa Al Masih tidak mati dibunuh di kayu salib.
DAN KARENA UCAPAN MEREKA : " SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MEMBUNUH AL MASIH , ISA PUTRA MARYAM , RASUL ALLAH " , PADAHAL MEREKA TIDAK MEMBUNUHNYA , DAN TIDAK PULA MENYALIBNYA , TETAPI YANG MEREKA BUNUH IALAH ORANG YANG DISERUPAKAN DENGAN ISA BAGI MEREKA . SESUNGGUHNYA ORANG - ORANG YANG BERSELISIH PAHAM TENTANG PEMBUNUHAN ) ISA , BENAR - BENAR DALAM KERAGU - RAGUAN TENTANG YANG DIBUNUH ITU . MEREKA TIDAK MEMPUNYAI KEYAKINAN TENTANG SIAPA YANG DIBUNUH ITU , KECUALI MENGIKUTI PERSANGKAAN BELAKA , MEREKA TIDAK PULA YAKIN BAHWA YANG MEREKA BUNUH ITU ADALAH ISA . TETAPI YANG SEBENARNYA , ALLAH TELAH MENGANGKAT ISA KEPADA - NYA . DAN ADALAH ALLAH MAHA PERKASA LAGI MAHA BIJAKSANA . (An Nisa 157 -158)
Menurut Prof Dr. Hasbullah Bakry, SH dalam bukunya “Isa dalam Al Quran Muhammad dalam Bible” menyatakan penafsirannya tentang QS 4:157 sebagai berikut :
[i]Kalimat “Ma qotaluhu wama sholabuhu” yang berarti : Meraka tidak secara khusus membunuhnya dan tidak pula menyalibnya haruslah diartikan sebagai penguat kaqlimat satu dengan yang lain. Ma qotaluhu artinya [u]mereka tidak membunuh Isa dengan jalan apa saja. Ma sholabuhu mereka juga tidak membunuhnya dengan penyaliban.
Kalimat “Bar rafa ahullaahu ilaihi” yang berarti “Allah telah mengangkat Isa kepadaNya haruslah diartikan bahwa Allah tidak meninggalkan siapapun yang berjuang demi kebaikan, kebenaran, dan keadilan. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha baik seorang utusanNya.
Umat muslim harus yakin bahwa Isa Al Masih diselamatkan oleh Allah dari musuh-musuhnya. Bagaimana cara penyelamatannya, itu merupakan hak prerogative Allah Sang Khalik, Sang Maha Pencipta. Melalui ayat mengangkat Isa Al MAsih ke sisiNya, kiranya setiap manusia sadar bahwa betapapun kuat dan kuasa suatu kekuatan namun kemenangan pada akhirnya pasti diraih oleh kebenaran. Allah SWT tidak akan membiarkan hambaNya yang senantiasa menjalankan perintah dan ajaranNya – apalagi membiarkan dan menyia-nyiakan seorang rasulNya
Daftar Pustaka
1. Injil, Lembaga Alkitab Indonesia 2002
2. Bibel, Al-Quran dan Sains Modern, Maurice Bucaille 1994
3. Isa dalam Al-Quran Muhammad dalam Bibel, Prof Dr. Bakry Hasbullah SH, 1968
4. Tafsir Al Azhar, Hamka, 1988
5. Tafsir Al Misbah, 2000
Source: Karina Dive
Tuesday, March 11, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment