Saturday, January 26, 2008

Revealed our brother's heart from disaster

Taken from Friday lecture 25-01-08, wageningen mosque

Human being are created by Allah SWT with the aimed to be loyal to him. For each muslim, Allah SWT will always do the examinations to know his/her loyalty level. There are some kinds of exam that Allah SWT will give to us: SICK, POOR, and HAVING NO CHILDREN, related to his/her loyalty level at the moment
The loyalty level of a muslim will depend on how he/she faced the exam. If he/she accepts it patiently then Allah SWT will increase his/her level, but if he/she refused it, he/she will get nothing and even can not refuse it.
As a muslim, no matter what kind of exams that Allah SWT given to us, we have to accept it and better to say innnalillahi wa inna ilaihi rojiun (we belong to him, and we will back to him). The most thing we should do if a friend of mine is in trouble, it is a compulsory for every muslim to reveal his/her heart from disaster and Allah SWT will help us in the day of judgement, insya allah ta'ala.
There a 1/4 of world total population are poor people and a 1/2 of the poor people are muslim. If we pay our zakah regularly, then there is will be no poor people in this world. This is very essential in islam to pay zakah to help poor people.

Saturday, January 19, 2008

WHY GOOD THINGS HAPPEN TO GOOD PEOPLE


“Seorang anak muda yang sangat miskin bekerja sebagai wiraniaga untuk membiayai uang kuliahnya. Pada suatu hari, ia sangat bingung karena ia hanya punya uang sepuluh sen saja, padahal ia sangat kelaparan. Ia memberanikan dirinya untuk minta makan pada tetangganya, tapi ia gugup ketika seorang nyonya yang perlente membuka pintu. Ia tidak jadi minta makanan. Ia minta segelas air saja. Perempuan itu merasa bahwa anak muda itu dalam kesusahan. Ia berikan kepadanya segelas susu. Ia minum perlahan-lahan. Ia bertanya, “Berapa?”
“Anda tidak perlu bayar apa pun?” kata perempuan itu, “Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima apa pun buat perbuatan baik
“Kalau begitu, terimakasih saya yang setulus-tulusnya,” katanya. Ketika anak muda itu meninggalkan rumah itu, ia merasa lebih bahagia dan keimanannya kepada Tuhan serta kepercayaannya kepada umat manusia menjadi lebih kuat.
Bertahun-tahun kemudian, nyonya yang baik itu jatuh sakit. Dokter-dokter tidak tahu persis apa penyakit yang dideritanya. Ia dikirim ke rumah sakit dan diserahkan kepada anak muda dulu yang kini sudah menjadi dokter. Ketika ia mendengar nama kota asal pasiennya, matanya bersinar dan mulai menduga-duga siapa dia.
Ia mulai merawatnya dan segera mengenal sang nyonya. Ia bekerja keras untuk menyelamatkan nyawanya. Akhirnya, setelah perjuangan yang berat, perempuan itu sembuh.
Dokter itu meminta administrasi rumah sakit untuk menyampaikan kepadanya tagihan untuk ia setujui. Ia memperbaiki tagihan itu dan menandatanganinya. Di atas tagihan biaya rumah sakit itu ia menuliskan catatan kecil. Ia krimkan kembali kepada pasiennya.
Perempuan itu tahu ia harus membayar tagihan itu selama sisa usianya. Walaupun ia bahagia karena telah disembuhkan, ia juga kuatir tidak bisa membayarnya. Ia membuka amplop dan terkejut ketika membaca tulisan di atas surat tagihan itu: “Tagihan ini sudah dibayar bertahun-tahun yang lalu dengan segelas susu- dr Howard.”
Tangisan kebahagiaan membasahi mukanya. Ia bersyukur kepada Tuhan dan berterimakasih kepada dokter muda itu akan balasan kebaikannya.”

source: http://www.whygoodthingshappen.com/


Friday, January 18, 2008

CIRI MUJAHID SEJATI


Mujahid adalah seseorang yang ikut aktif dalam perjuangan JIHAD, baik dengan mengorbankan harta kekayaan atau nyawanya hanya untuk Allah 'Azza wa Jalla. Dia adalah orang yang benar-benar memahami nilai kehidupan dalam islam dan bertempur hingga akhir kehidupannya untuk memperjuangkan keimanannya.

Seorang mujahid selalu bersemangat dan berharap untuk mendapatkan balasan hanya dari Allah SWT sebagai balasan dari pelaksanaan perintah jihad, yang merupakan salah satu tugas agama paling penting bagi seorang muslim.


"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (At Taubah 41)

Bagaimana sikap seorang mujahid sejati?

Dan mujahid adalah orang yang melawan hawa nafsunya dalam mentaati Allah" (HR. Ahmad)

Adapun sikap seorang mujahid sebagai bekal dalam melaksanakan perjuangan jihad fisabilillah antara lain:

  1. memegang teguh tauhid dan tidak mengakui kesyirikan
  2. memegang teguh kebenaran dan menjauhi kedustaan
  3. memegang teguh keadilan dan menjauhi ketidakadilan dan penindasan
  4. memegang teguh kejujuran dan meninggalkan sikap khianat
  5. memegang teguh kesetiaan dan meninggalkan sikap tipu muslihat
  6. berbakti kepada kedua orang tua dan tidak mendurhakainya
  7. menyambung silaturrahmi dengan semua keluarga dan tidak memutuskannya
  8. bergaul baik dengan tetangganya dan tidak menyakiti mereka
  9. selalu menghiasi diri dengan akhlak yang baik dan menolak setiap kebusukan serta kekejian.
Seorang mujahid tahu bahwa keberadaan musuh-musuh Islam memang merupakan ujian keimanan bagi dirinya, keteguhan hati, kekokohan jiwa, kemampuan untuk membuat keputusan, dan juga merupakan ujian bagi kesabarannya. Keberadaan musuh justru menguatkan dorongan baginya untuk semakin kokoh dalam berperang, melaksanakan tugas untuk mencari ridha Allah semata.

(Basayev, 2004)

friday lecture: 10 muharram


Today is 10 muharram, the day that has big history for Islam. On this date, long time ago Allah SWT saved his messenger Musa and Israel tribe from Fir'aun the king of Egypt. It is a winning of Musa against Allah's Enemies by sinking Firaun and his army in the red sea. 10 muharram also known as As-syura day. Muhammad always doing fasting on this date. It is not compulsory but it is strictly optional to fast on this date.
Besides that, 10 muharram also remembered as the date when Hassan and Hussain were killed.

Thursday, January 17, 2008

BUDAYA BERSAHAJA (aa’ gym)


Kecenderungan manusia berperilaku boros terhadap harta memang sudah ada di dalam dirinya. Ditambah lagi perilaku boros adalah salah satu tipu daya setan terkutuk yang membuat harta yang kita miliki tidak efektif mengangkat derajat kita. Harta yang dimiliki justru efektif menjerumuskan, membelenggu, dan menjebak kita dalam kubangan tipu daya harta karena kita salah dalam menyikapinya.

Hal ini dapat kita perhatikan dalam hidup keseharian kita. Orang yang punya harta, kecenderungan untuk menjadi pecinta harta cenderung lebih besar. Makin bagus, makin mahal, makin senang, maka makin cintalah ia kepada harta yang dimilikinya. Lebih dari itu, maka ingin pulalah ia untuk memamerkannya. Terkadang apa saja ingin dipamer-pamerkan. Ada yang pamer kendaraan, pamer rumah, pamer mebel, pamer pakaian, dan lain-lain. Sifat ini muncul karena salah satunya kita ini ingin tampil lebih wah, lebih bermerek, atau lebih keren dari orang lain. Padahal, makin bermerek barang yang dimiliki justru akan menyiksa diri.

Suatu pengalaman ketika seseorang memberi sebuah ballpoint. Dari tampangnya ballpoint ini saya pikir sangat bagus, mengkilat, dan ketika dipakai untuk menulis pun enak. Tapi tiba-tiba ballpoint ini menjadi barang yang menyengsarakan ketika ada yang memberi tahu bahwa ballpoint yang mereknya "MP" itu adalah sebuah merek terkenal untuk ukuran sebuah benda bernama ballpoint. Mulanya tidak mengerti sama sekali. Tadinya saya kira harganya paling cuma ribuan rupiah saja. Nah, gara-gara tahu itu ballpoint mahal, sikap pun jadi berubah. Tiba-tiba jadi takut hilang, ketika dibawa takut jatuh, ketika dipinjam takut cepat habis tintanya karena tintanya pun mahal, mau disimpan takut jadi mubazir, mau dikasihkan ke orang lain sayang, ditambah lagi saat dipakai pun malu, mungkin nanti ada yang komentar "Wah, Aa ballpoint-nya ballpoint mahal!". Begitulah, nasib punya barang bermerek, tersiksa!

Sebaliknya, kalau kita terbiasa dengan barang yang biasa-biasa, dapat dipastikan hidup pun akan lebih ringan. Karenanya, hati-hatilah saudaraku. Apalagi dalam kondisi ekonomi bangsa kita yang sedang terpuruk seperti saat ini. Kita harus benar-benar mengendalikan penuh keinginan-keinginan kita jikalau ingin membeli suatu barang. Ingat, yang paling penting adalah bertanya pada diri apa yang paling bermamfaat dari barang yang kita beli tersebut. Buat pula skala prioritas, misalnya, haruskah membeli sepatu seharga 1 juta rupiah padahal keperluan kita hanya sebentuk sepatu olahraga. Apalagi dihadapan tersedia aneka pilihan harga, mulai dari yang 700 ribu, 400 ribu, 200 ribu, sampai yang 50 ribu rupiah. Mereknya pun beragam, tinggal dipilih mana kira-kira yang paling sesuai. Nah, kalau kita ada dalam posisi seperti ini, maka carilah sepatu yang paling tidak membuat kita sombong ketika memakainya, yang paling tidak menyikasa diri dalam merawatnya, dan yang paling bisa bermamfaat sesuai tujuan utama dari pembelian sepatu tersebut. Hati-hatilah, sebab yang biasa kita beli adalah mereknya, bukan awetnya, karena kalau terlalu awet pun akan bosan pula memakainya. Jangan pula tergesa-gesa, dan ketahuilah bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-Nya" (QS. Al Israa [17] : 26-27). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula mereka kikir. Dan adalah pembelanjaan itu ditengah-tengah yang demikian itu". (QS. Al Furqan [25] : 67)

Jelaslah kiranya bahwa sikap boros lebih dekat kepada perilaku setan, naudzubillaah. Karenanya, budaya bersahajalah salah satu budaya yang harus kita tanamkan kuat-kuat dalam diri. Memilih hidup dengan budaya bersahaja bukan berarti tidak boleh membeli barang-barang yang bagus, mahal, dan bermerek. Silahkan saja! Tapi ternyata kalau kita berlaku boros, sama sekali tidak akan menjadi amal kebaikan bagi kita. Saya kira hikmah dari krisis ekonomi yang menimpa bangsa kita, salah satunya kita harus benar-benar mengendalikan keinginan kita. Tidak setiap keinginan harus dipenuhi. Karena jikalau kita ingin membeli sesuatu karena ingin dan senang, ketahuilah bahwa keinginan itu cepat berubah. Kalau kita membeli sesuatu karena suka, maka ketika melihat yang lebih bagus, akan hilanglah selera kita pada barang yang awalnya lebih bagus tadi. Belilah sesuatu hanya karena perlu dan mampu saja. Sekali lagi, hanya karena perlu! Perlukah saya beli barang ini? Matikah saya kalau tidak ada barang ini? Kalau tidak ada barang ini saya hancur tidak? Itulah yang harus selalu kita tanyakan ketika akan membeli suatu barang. Kalau saja kita masih bisa bertahan dengan barang lain yang lebih bersahaja, maka lebih bijak jika kita tidak melakukan pembelian.

Misalnya, ketika tersirat ingin membeli motor baru, tanyakan; perlukah kita membeli motor baru? Sudah wajibkah kita membelinya? Nah, ketika alasan pertanyaan tadi sudah logis dan dapat diterima akal sehat, maka kalau pun jadi membeli pilihlah yang skalanya paling irit, paling hemat, dan paling mudah perawatannya. Jangan berpikir dulu tentang keren atau mereknya. Cobalah renungkan; mending keren tapi menderita atau irit tapi lancar? Tahanlah keinginan untuk berlaku boros dengan sekuat tenaga, yakinlah makin kita bisa mengendalikan keinginan kita, Insya Allah kita akan makin terpelihara dari sikap boros. Sebaliknya, jika tidak dapat kita kendalikan, maka pastilah kita akan disiksa oleh barang-barang kita sendiri. Kita akan disiksa oleh kendaraan kita dan disiksa oleh harta kita yang kita miliki. Rugi, sangat rugi orang yang memperturutkan hidupnya karena sesuatu yang dianggap keren atau bermerek. Apalagi, keren menurut kita belum tentu keren menurut orang lain, bahkan sebaliknya bisa jadi malah dicurigai. Karena ada pula orang yang ketika memakai sesuatu yang bermerek, justru disangka barang temuan.

Seperti kisah santri di sebuah pesantren. Saat ada santri yang memakai sepatu yang sangat bagus dengan merek terkenal, justru disangka sepatu jamaah yang ketika berkunjung ke pesantren tersebut tertinggal di mesjid. Lain waktu, ada juga yang memakai arloji sangat bagus dengan merek terkenal buatan dari negeri Swiss sana, tapi orang lain justru malah berprasangka kalau arloji itu barang temuan dari tempat wudhu. Begitulah, bagi orang yang maqam-nya murah meriah, ketika memakai barang mahal justru malah dicurigai.

Karenanya, biasakanlah untuk senantiasa bersahaja dalam setiap yang kita lakukan. Dan mudah-mudahan dalam kondisi ekonomi sulit seperti ini Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk menjadi orang yang terpelihara dari perbuatan sia-sia dan pemborosan.**

special thanks to Karina "Nchie" Novio

Wednesday, January 16, 2008

Dahsyatnya sedekah (Aa’ gym)


Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikat.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

special thanks to karina "nchie" novio


JIHAD


" Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (al-baqarah:216)

Jihad fi sabilillah adalah mencurahkan seluruh daya upaya dan kekuatan dalam berperang di jalan Allah untuk melawan orang-orang kafir, dengan tujuan untuk meninggikan kalimat Allah. Yang dilakukan dengan berpartisi langsung dalam peperangan atau dengan memberikan bantuan, baik berupa pendanaan, mengobati mujahidin yang terluka, menyiapakan logistik atau memberikan saran ataupun ide-ide yang baik.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At-taubah:111)


Sesungguhnya berperang fi sabilillah di pagi atau sore hari lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya (HR. Muslim)

disarikan dari book of mujahidin, 2004

Rangkuman acara tahun baru islam


Berikut ini rangkuman dari khutbah Imam mesjid Wageningen Hasan Salwa, siang tadi dalam rangka memeringati Tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1429 yg jatuh pada 10 Januari 2007. Saya tambahi sedikit tentang sabda Rasulullah saw. Khutbahnya diselingi dengan senandung bersama Tala'al badru alayna, yang sedikit banyak membawa para hadirin seperti dibentangkan lagi, pada suatu masa ketika kaum Anshar dan para sahabat pendahulu menyambut kedatangan Rasulullah saw dan Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penuh kegembiraan dan syukur.
Saya pribadi teringat pula pada suatu kejadian yang saya baca dari suatu surat kabar atau majalah yang lupa tarikhnya: kedatangan Sudomo -sebagai Pangkomkatib pada zaman Orde Baru- ke sebuah pesantren disambut dengan nasyid yang sama. Setidaknya saya tidak dapat menerima jalan pikiran Kyai pesantren tersebut yang memakai nasyid ini. Tetapi, semoga Sudomo menjadi khusnul khatimah karenanya.
Selain itu terlintas pula dalam benak pemaknaan hijrah tersebut, bahwa Islam yang kita anut dan yakini kebenarannya, pernah berjaya & 'implemented' pada suatu masa. Bukan hanya konsep 'romantisme' , atau 'utopia', seperti kata seorang teman yang terkagum2 dengan konsep2 pemikiran lainnya. Cuma jika hari ini _umat_ Islam ada di persimpangan jalan dan terpuruk, saya tidak tahu jawabannya. Hanya para pembaca yang tahu. Wallahu a'lam.

by
muchtermuch

Pesankan saya tempat di neraka


Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk di ujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk di sampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Di samping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!"

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

"Bangunkan saja!" kata seorang penumpang.
"Iya, bangunkan saja!" teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!
Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya....
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat...
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk...
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah...
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar...
mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a'lam.


Ditulis dalam majalah Almannar Aljadid/neo- Almannar